Sisakan ruang untuk harga dirinya
Seorang saudara jauh datang berkunjung, setelah berbasa-basi karena sekian lama tak berjumpa akhirnya cerita berlanjut sekitar keadaan ekonomi keluarganya yang alhamdulillah semakin membaik. Rupanya saudaraku itu sekarang sudah mempunyai pekerjaan tetap dengan gaji yang yang lumayan sebagai tenaga bersih-bersih di sebuah universitas besar di kota. Tentu saja ini kabar yang menggembirakan mengingat perjuangannya bersama suami menghidupi keluarga selama ini, apalagi mencari pekerjaan sangatlah susah, jangankan untuk yang berpendidikan biasa sepertinya sedangkan untuk yang sudah berijazah sarjana saja sangat sulit. Cerita berlanjut penuh kesyukuran, dengan semangat dia menceritakan pekerjaannya di kantor, aku mendengarkan dengan antusias. Sampai kemudian cerita menjadi terlalu banyak bumbu... "Maaf ya jarang main kesini soalnya di kantor sibuk sekali, rapat dengan rektor, rapat dengan para dosen, kadang sampai di rumah rasanya sudah cape banget... Bla bla bla... "