Maaf pak, bu...aku sengaja nguping...

(Sumber gambar : http://www.bishopscleeve.gloucs.sch.uk/kids/kids_index.asp) 

Salah satu hobbyku adalah menulis tapi sayangnya kegiatan ini tidak terlalu sering aku lakukan . Menulis di blog berbeda dengan menulis buku harian yang dulu sering kulakukan saat masih remaja, menulis di blog tentu saja harus ada temanya, jalan ceritanya, dan karena tulisan itu akan dibaca orang lain (tidak seperti buku harian jadulku yang digembok) maka aku bertekad semua tulisanku harus ada manfaat atau hikmahnya buat yang membaca.
Itulah masalahku dalam meneruskan hobbyku yang satu ini, tinggal di kota kecil dengan kesibukan yang itu-itu saja, jalanan yang dilalui tiap haripun sama,  terkadang rasanya semuanya terlalu biasa untuk dituliskan.
Tapi bagaimanapun aku ingin tetap menulis, jadilah setiap hari aku setengah mati berusaha menangkap kejadian menarik dengan cara mengamati orang atau menguping bila perlu..hehee

Di pasar sambil berbelanja aku memperhatikan orang-orang, mengamati tingkah pengemis yang menghalau bosannya dengan merokok, melihat ibu-ibu berkeras tawar-menawar harga sayur agar turun harganya meski hanya 100 rupiah, menyaksikan anak-anak kecil bercanda sambil memainkan kantong kresek jualannya, bahkan secara tak sengaja aku pernah memergoki anak penjual mpek-mpek yang meminum cuka mpek-mpeknya langsung dari mulut jerigen wadah cuka tersebut...ow owww dalam hati aku berjanji tidak akan pernah membeli dagangan anak itu.

Di angkot juga kubuka telingaku lebar-lebar, diam-diam mendengarkan percakapan orang-orang, pura-pura menunduk atau melihat keluar jendela tidak peduli padahal seandainya di telingaku tumbuh antena maka pastilah sudah mencuat keluar. Kalau sedang beruntung mereka tiba-tiba mengajakku bicara dan aku akan pura-pura sok kenal sok dekat agar bisa terlibat pembicaraan dengan mereka. Biasanya ibu-ibu suka bercerita soal apa saja kepada orang yang tidak dikenalnya sekalipun, entah itu soal harga sembako yang mahal, biaya sekolah mahal, atau gosip terbaru tentang pejabat daerah di kota kami.  Banyak pembicaraan lucu yang sempat kudengar,  pernah aku mendengar orang berkelahi di telpon dan dengan cueknya memaki lawan bicaranya seolah penumpang lain dalam angkot itu tuli semuanya, kalau sudah seperti itu aku memutuskan berhenti menguping dan benar-benar tidak peduli. Ada juga cerita ibu-ibu yang berdiskusi tentang jualan kue, dari percakapan mereka aku malah mendapat tips berjualan yang sederhana tapi menurutku cukup cerdas. Ceritanya teman ibu itu mengeluh agar-agar atau puding  yang dijualnya kurang laku dan selalu banyak sisanya tiap hari, ibu yang satu lagi menasehati kalau ingin berjualan kue sebaiknya jual kue yang proses pembuatannya cukup rumit dan perlu waktu lama, sehingga karena tidak ingin repot membuatnya orang lebih suka membeli yang sudah jadi, berbeda dengan puding yang proses pembuatannya cukup simple sehingga orang lebih suka membuat sendiri karena lebih murah. Soal rasa tentu saja harus diperhatikan katanya, sekali saja orang merasakan kue yang kita jual tidak enak maka orang tidak akan pernah mau membeli lagi, tanpa sadar aku manggut-manggut dan tiba-tiba ibu itu menoleh ke arahku dan aku hanya nyengir karena ketahuan nguping. Tapi untunglah ibu itu malah berkata padaku  "sejak nikah saya sudah bantu suami jualan kue, bahkan saat dulu gempa besar melanda daripada menangisi rumah saya yang roboh saya malah jualan nasi bungkus keliling, laku dagangan saya dan banyak saya dapat duit waktu itu." saya catat itu bu, kataku dalam hati sambil senyum dan manggut-manggut lagi tanda setuju.

Sebenarnya aku juga pernah mencoba menulis cerita fiksi, tapi entahlah aku sangat tidak percaya diri menuangkan khayalan menjadi tulisan, aku lebih suka menulis apa yang aku lihat dan aku alami sendiri. rasanya lebih mudah seperti itu, melihat, merasakan dengan  hati, mendengar, lalu menuliskannya.
Jadi maafkan aku pak, bu...aku sengaja menguping untuk mendapatkan cerita yang menarik untuk dituliskan, tapi aku berjanji hanya akan menuliskan hal-hal yang bermanfaat buat orang lain untuk dibaca

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Story (Erich Segal)

Resensi Buku : Three Cups of Tea

Sangatta, Bontang hingga Kota Tepian Samarinda