Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

Apakah kita sedang memandang bulan purnama yang sama?

Gambar
 Biasanya aku menghabiskan malam minggu atau malam-malam lainnya  di kamar kos yang sempit, bergelut dengan buku-buku yang berserakan dan tangan tak lepas menggenggam mouse, sambil mata menatap layar laptop. Tapi berhubung ujian proposal tesis telah berhasil aku lewatkan dengan hasil cukup memuaskan -karena aku mendapat nilai baik dari ke empat penguji- ingin rasanya aku merayakan lepasnya beban sementara ini.Aku mengajak kedua teman kosku untuk makan di tempat yang spesial malam itu, tidak di warteg atau nasi penyet langganan dekat kosan.

Dia yang tak terganti...

Tidak ada seorang manusiapun di dunia ini yang siap untuk dipisahkan oleh kematian dengan orang yang sangat dicintainya Apalagi jika kematian itu datang begitu mendadak, luka yang dtinggalkan akibat kepergiannya akan semakin berat. Menyaksikan artis Angelina Sondakh menangisi kematian suaminya Adjie Massaid hari ini mengusik luka yang selama 15 tahun ini tak pernah betul-betul mengering. Aku bukan fans kedua artis(atau politisi) tersebut, tidak pula mengenal siapa mereka, tetapi menyaksikan dari layar kaca kesedihan keluarga yang ditinggal pergi begitu mendadak membuat air mataku tumpah. Aku sangat mengerti dan sangat  mengenal rasa itu bertahun-tahun lalu. Bahkan lihatlah luka akibat kehilangan yang begitu mendadak itu masih mudah terusik hingga hari ini.

Di bangku panjang kami menanti...

Masa perkuliahan sudah selesai, tapi bukan berarti aku bisa menikmati liburan semester begitu saja. Proses bimbingan tesis mulai berjalan jadi aku masih harus bolak-balik kampus-kosan. Aku memutuskan menyelesaikan bimbingan sampai ujian proposal tesis selesai baru pulang kampung, karena biasanya kalau sudah di rumah dan bertemu dengan keponakan-keponakan yang lucu malas sekali rasanya untuk membuka-buka laptop dan menyelesaikan pekerjaanku. Tadinya Aku pikir tidak ada lagi tugas kuliah yang belum dikerjakan, semua sudah diselesaikan dan dikumpulkan tepat pada waktunya, tapi ternyata masih ada satu lagi tugas kelompok yang belum selesai. Masalahnya ternyata karena tidak semua teman mengerjakan tugas yang sudah dibagi, dan sepertinya teman-temanku itu juga tidak begitu peduli dengan tugas-tugas kuliah tersebut.Kecewa karena ini bukan pertama kalinya temanku (ada dua orang) berbuat seperti itu. Semester dua yang lalu pun kami sekelas nyaris tidak mendapat nilai karena mereka berdua belum

Resensi Novel :Ranah Tiga Warna

Gambar
Judul          : Ranah Tiga Warna Pengarang : A. Fuadi Penerbit     : Pt. Gramedia Halaman    : 473 halaman Harga        : Rp. 65.000,- I ni adalah buku ke dua dari novel trilogi karangan A. Fuadi, agak lama juga menunggu buku kedua ini terbit setelah buku pertamanya yang berjudul Negeri Lima Menara . Buku yang ke dua ini menceritakan tentang kehidupan Alif Fikri setelah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Madani. Seting kejadian di buku ke dua ini di mulai dari Sumatera Barat, kemudian Bandung tempat Alif kuliah dan Kanada tempat alif mengikuti program pertukaran mahasiswa. Lulus dari Pondok Pesantren tidak menyurutkan niat Alif untuk meneruskan kuliah di perguruan tinggi negeri. Masalahnya yang pertama adalah dia tidak memiliki ijazah setingkat SMA, untuk itu Alif harus mengikuti ujian persamaan agar bisa mendapat ijazah SMA. Semua teman-temannya meragukan Alif bisa lulus dari ujian tersebut, karena dia harus belajar pelajaran SMA hanya dalam waktu 2 bulan.