Dia yang tak terganti...

Tidak ada seorang manusiapun di dunia ini yang siap untuk dipisahkan oleh kematian dengan orang yang sangat dicintainya Apalagi jika kematian itu datang begitu mendadak, luka yang dtinggalkan akibat kepergiannya akan semakin berat. Menyaksikan artis Angelina Sondakh menangisi kematian suaminya Adjie Massaid hari ini mengusik luka yang selama 15 tahun ini tak pernah betul-betul mengering. Aku bukan fans kedua artis(atau politisi) tersebut, tidak pula mengenal siapa mereka, tetapi menyaksikan dari layar kaca kesedihan keluarga yang ditinggal pergi begitu mendadak membuat air mataku tumpah.
Aku sangat mengerti dan sangat  mengenal rasa itu bertahun-tahun lalu. Bahkan lihatlah luka akibat kehilangan yang begitu mendadak itu masih mudah terusik hingga hari ini.

Tak jauh berbeda dengan sang aktor yang meninggal itu, dalam usia yang tak terpaut jauh (47 tahun), dengan tubuh segar bugar sangat jarang dihinggapi penyakit bahkan flu sekalipun, di tangga karir yang sedang gilang gemilang, saat itulah malaikat maut menjemput Bapakku tercinta. Begitu mendadak, tanpa pesan, tanpa isyarat, tanpa sakit, bahkan general check up yang difasilitasi kantor setiap tahun pun tak pernah mengisyaratkan keanehan atau pertanda maut tlah siap menjemput. 

Dalam keterkejutan yang teramat sangat, akal pun mencoba mempertanyakan mengapa malaikat maut begitu tega, mengapa dia merenggut nyawa dari tubuh yang segar bugar dan masih muda tersebut. Tapi tetap saja orang-orang menguburkannya ke dalam tanah, menimbunnya hingga tak kan mungkin bisa dilihat lagi selamanya...

Dan ketika akhirnya air mata sudah kering, akal sehat pun akhirnya berdamai dengan waktu. Biarlah Bapak tenang di sana, tetapi hati tak pernah bisa berdamai dengan kenyataan. Ruang yang pernah dia isi akan selalu kosong dan hampa karena kepergiannya, dan luka yang tertinggal karena berpisah darinya tidak pernah benar-benar sembuh, sekali waktu ketika kenangan kembali mengusiknya maka luka itu akan kembali memedihkan. Semuanya memang tetap berjalan sepeninggal kepergiannya, hidup tetap berlanjut, tapi semua tak pernah sama lagi, tidak akan pernah sama lagi.. Bahkan belasan tahun setelah dia pergi...dia takkan pernah tergantikan.
.I miss u so much dad...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Story (Erich Segal)

Resensi Buku : Three Cups of Tea

Dimanakah Hari Tuaku Berada?