Sesuatu itu bernama 'keadaan'...

Tak terasa masa-masa tugas belajarku sudah hampir habis, padahal baru kemarin rasanya mendaftar kuliah di Universitas Diponegoro, mengikuti perkuliahan dengan semangat, menikmati liburan dengan tenang sementara teman-teman kantor disibukkan oleh urusan kantor yang tidak ada habis-habisnya. Dua tahun berlalu sangat cepat, enggan rasanya kembali ke kantor, tapi tentu saja itu tidak mungkin karena sudah kewajiban sebagai seorang pegawai negeri setelah lulus kuliah harus kembali bertugas di kantor yang lama.

Ada banyak hal yang membuatku lebih menyukai suasana kuliah daripada kantor. Di tempat kuliah hampir tidak ada yang namanya daerah abu-abu, batas antara hitam dan putih sangat jelas dengan teori-teori yang dipelajari, jika tidak sesuai dengan teori itu artinya tidak bisa diterima. Tapi di lingkungan kerja berbeda, teori-teori yang tadinya sudah begitu dikuasai di bangku kuliah tak sengaja terbentur pada berbagai hal entah itu kondisi, situasi, kebijakan atau bahkan peraturan. Teori-teori yang tadinya di bangku kuliah rasanya begitu mudah untuk diaplikasikan, tiba-tiba menjadi sulit untuk diterapkan. Jadilah teori-teori itu akhirnya menyesuaikan diri sehingga bercampur menjadi abu-abu warnanya. Begitu tamat kuliah banyak sekali ide-ide yang ingin diterapkan nanti di tempat kerja dengan idealisme menggebu-gebu. Masalahnya seberapa lama idealisme itu nanti akan bertahan dalam dunia kerja yang tidak hanya melulu hitam dan putih.

Di kampus kita membicarakan hal-hal yang sama dengan teman-teman, mengupas teori-teori lebih dalam, menggali ide-ide baru, menganalisis program-program pemerintah yang sudah berjalan dan membandingkannya dengan teori yang sudah diajarkan. Gairah kita semua sama, keinginan dan idealisme kita sama, kalaupun terkadang ada perbedaan pandangan atau bahkan kadar idealisme diantara kita yang tidak sama, kita tinggal memilih teman dari kelompok yang sejalan dengan idealisme kita. Begitu mudah bagi kita untuk memilih dan memutuskan untuk berada di posisi yang mana.

Tapi di dunia kerja, kita bertemu orang-orang dengan tujuan yang sangat beragam. Kita mulai mengenal dan akhirnya akrab dengan pengakuan dan imbalan sebagai hasil kerja kita. Disinilah akhirnya perbedaan itu makin menajam, saat sebagian membutuhkan imbalan dan pengakuan lebih dibandingkan yang lain.Lalu apakah bisa kita meninggalkan orang-orang yang tujuannya tidak sama? Ternyata tidak semudah itu, dari pengalaman yang dibagikan teman-teman padaku, dimanapun berada kita akan selalu menemui keadaan seperti itu. Intrik rekan sejawat, kepentingan orang yang berkuasa bahkan ambisi teman sekantor! Lari dari satu masalah tidak lantas akan menghindarkan kita dari masalah-masalah yang lain.

Pada akhirnya idealisme yang tadinya kita bawa dengan semangat membara dari dunia kampus bertemu dengan sesuatu bernama "keadaan". Dan disitulah akhirnya nanti kita berada, akankah tetap bertahan dengan idealisme atau mulai menyesuaikan diri dengan "keadaan" itu. Sungguh sesuatu banget yaa....(meminjam istilahnya syahrini).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Story (Erich Segal)

Resensi Buku : Three Cups of Tea

Dimanakah Hari Tuaku Berada?