Pagi hari, saat aku menggores sejarah

(sumber gbr http://www.carfreediet.com/tasks/sites/cfd/assets/Image/cartoon_bus.gif)

Pagi hari adalah keindahan, saat berkah dicurahkan dari langit, saat semangat dan harapan memenuhi langit, saat langit tersenyum menyaksikan manusia bertebaran mencari rizki. .Udara sejuk dan bersih, penat telah hilang, semua permasalahan dan beban hidup telah dipasrahkan dalam lantunan doa tadi malam, pagi adalah sebuah awal yang penuh harapan indah.

Menyusuri jalanan di kotaku dengan angkutan umum setiap pagi adalah bagian rutinitas kerjaku sekarang, setelah menunggu cukup lama akhirnya aku dimutasikan ke kantor di kota sehingga lebih dekat dengan rumah. Menumpang angkutan kota memberikan cerita tersendiri, walaupun jalanan yang dilalui selalu sama tetapi orang-orang yang kutemui tiap harinya berbeda. Salah satu alasan aku memilih angkutan umum adalah karena angkutan umum di kotaku masih terasa nyaman, angkot hampir tidak pernah penuh dan jarak tempuhnya juga tidak terlalu jauh, ongkosnya pun relatif murah.

Setiap hari angkot dipenuhi anak-anak sekolah, aku sangat suka memperhatikan mereka dalam baju seragam dan menyandang tas sekolah. Sebagian mungkin merasa sangat terbebani harus bangun pagi tapi sebagian lagi aku yakin selalu bersemangat setiap pagi berangkat ke sekolah. Karena sudah menjadi kebiasaanku mengamati orang-orang kalau sedang mencari ide untuk bahan tulisan, anak-anak sekolah itupun tidak luput dari pengamatanku. 

Di sebelah kananku duduk seorang anak laki-laki dalam seragam SD yang memakai sepatu hampir jebol, sebagian kaos kakinya mengintip dari sela-sela sepatunya. Kelak anak itu akan jadi seorang tentara yang gagah berani menempuh bahaya dan mengalahkan semua rintangan. Dia akan jadi seorang komandan yang memimpin anak buahnya maju paling depan mengusir musuh dari bumi pertiwi.

Di seberangku, duduk seorang anak perempuan berseragam SD dengan jilbab yang menutupi sebagian wajahnya yang manis. Dia duduk merapat ke pojok angkot dan wajahnya selalu tertunduk. Suatu hari nanti dia akan melahirkan seorang pemimpin yang arif bijaksana, yang tidak hanya akan membuatnya bangga tetapi juga pemimpin yang dicintai seluruh rakyat.

Duduk dekat pintu angkot adalah seorang anak perempuan berseragam SMA, wajahnya tampak serius dibingkai kacamata minusnya. Selain tas ransel yang disandang di punggungnya dia juga menenteng beberapa buku ditangannya. Besok dia akan jadi seorang penemu yang hasil penemuannya akan menyelamatkan umat manusia di dunia.

Ketiga anak itu akan menjadi orang-orang hebat nanti, dan aku di sini di dalam angkot ini ikut menggores sejarah kehidupan mereka yang gilang gemilang. Pada suatu masa dalam sebuah angkot mereka pernah bertemu dengan aku. Cerita ini tentu saja tak akan diceritakan dalam biografi mereka, tapi aku telah lebih dulu menuliskannya di sini. Pagi ini aku sedang ikut menggores sejarah, goresan yang mungkin tak akan pernah terlihat siapapun kecuali aku.

Lamunanku tiba-tiba terhenti karena  angkot mengerem mendadak, anak laki-laki berseragam SMA menyalip angkot kami dari sebelah kiri. Sopir angkot memaki anak itu yang dijawabnya dengan raungan suara motornya yang memekakkan telinga, kemudian dia dengan acuhnya tancap gas dan berlalu begitu saja. Sopir angkot masih memuntahkan sumpah serapah sampai motor anak itu tidak kelihatan lagi. Aku dan anak-anak sekolah di dalam angkot hanya terdiam, terlalu kaget untuk bersuara. Ah ada saja orang yang tidak bisa melihat keindahan pagi. 
Hmmm...besok anak itu jadi apa yaa, aku mulai melanjutkan lagi lamunanku...



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Love Story (Erich Segal)

Resensi Buku : Three Cups of Tea

Dimanakah Hari Tuaku Berada?